Life is change. Growth is optional. Choose wisely. (Karen Kaiser Clark, b. 1938)

Minggu, 21 Februari 2010

Hari-Hari

Beberapa hari ini waktuku seakan habis tersita oleh keadaan yang memaksaku untuk melakukan tugas-tugas yang memang tidak bisa ditinggalkan. Seperti biasanya urusan rumah, anak-anak dan suami menjadi rutinitas yang biasa aku lakukan, pagi-pagi bangun tidur sholat subuh, membuatkan minum dan membangunkan anggota keluarga untuk sholat subuh, menyiapkan sarapan, ke pasar, memasak, menjemput anak sekolah, mengantar les, menemani anak belajar, mengaji bersama tetangga sekitar rumah pada hari-hari tertentu. Bila hari minggu si bungsu sering minta ditemani berenang ataupun jalan-jalan keliling kota. Kami mencari taman-taman untuk tempat kita jogging dan sekedar bersantai sambil mengobrol. Demikian waktu selalu berputar dari hari ke hari.

Kesibukanku terasa semakin bertumpuk akhir-khir ini, sampai-sampai waktu terasa berlari begitu cepat, mungkin aku harus berkejaran berlomba dengan waktu agar dapat menyelesaikan pekerjaan yang semakin bertumpuk, karena sudah tiga pekan ini pembantu rumah tangga yang menjadi asistenku dalam melakukan pekerjaan tersebut keluar/ tunangan. Entahlah mencari pekerja rumahan pada saat ini agak susah. Ditambah lagi anakku yang sulung positif demam berdarah jadi untuk beberapa waktu harus menginap di Rumah Sakit, dan aku harus menemaninya.

Saat saya menemaninya, dan mengikuti perjalanan penyakit yang menjadikan anakku harus istirahat. Dan perkembangan keadaan tubuhnya harus selalu diobservasi, suhu tubuh, jumlah trombosit, tekanan darah, cairan yang masuk ke tubuh maupun yang keluar dan lain sebagainya. Suhu badannya cenderung meningkat, sehingga tidak pernah lepas dari obat penurun panas. Malam itu hari ke 4 anakku demam, suhu badannya mencapai 41 derajat celcius, mukanya memerah badannya lemas. Obat penurun panas sudah nggak mempan lagi jadi harus ditambahkan obat lagi melalui infus. Alhamdulillah selang beberapa saat kemudian suhu tubuhnya menurun. Untuk menjaga trombocitenya tidak menurun terlalu drastis setiap saat kami beri minum jus jambu, air kelapa hijau juga obat tambahan Dehalf dan siantan. Aku jadi merenung, betapa tak berdayanya manusia, hanya karena gigitan kecil seekor nyamuk sudah demikian menjadikan perhatian yang besar agar bisa melewati masa kritis (hari ke 7) saat si penderita terinfeksi demam berdarah.

Manusia memang harus menjalani apa yang menjadi kehendakNya, karena Allah SWT selalu punya rencana yang tentunya ada hikmah didalamnya. Kita sebagai hambanya harus menerima dengan ikhlas dan tidak lupa selalu berikhtiar dan berdo'a agar selalu mendapat bimbingan dan lindunganNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar