Jakarta tak bisa dipisahkan dari budaya betawi dan salah satunya adalah Palang Pintu.
Beruntung sekali pas aku datang ke acara ini, pas lagi mulai digelar upacara PALANG PINTU, jadi bisa menyaksikan upacara ini. Dan yang lebih menggembirakan saya bertemu dengan pak Taufiq Abdullah, ketua sanggar SIRIH DARE, yang lagi menggelar acara palang pintu saat itu jadi kami (aku dan anakku) diberi kesempatam berfoto bersama anggota sanggar di acara tsb juga dapat makan prasmanan gratis .... ehm mantap, terima kasih pak Taufiq juga pak Mustofa dari FORKABI yang telah banyak bercerita mengenai adat Palang Pintu.
Didalam Festival Palang Pintu ini bisa kita jumpai adat budaya betawi dari keseniannya, makanannya dll. Palang pintu merupakan salah satu budaya betawi saat upacara pernikahan. Momen ini dianggap penting karena merupakan simbol bahwa seorang suami harus mampu melindungi dan membimbing dalam keluarga. Dalam acara ini arak-arakan pengantin pria dengan rombongan kerabatnya diiringi pemain rebana ketimpring dan seserahan yang a.l : hasil bumi, sayur mayur, uang, pakaian dsb (artinya calon suami siap memberikan nafkah pada istri), dodol ketan (agar pertalian persaudaraan antar keduanya selalu erat/lengket), roti buaya (lambang kesetiaan).
setelah tiba didepan pengantin wanita, mulailah dialog adu pantun, diawali dengan salam-salaman, saling sapa dengan sopan, tapi lambat laun suasana dialog semakin memanas dan diteruskan dengan adu jurus yang tentunya dimenangkan pihak calon pengantin pria. Setelah itu pihak pengantin wanita meminta kebolehan mengaji pihak pengantin pria, yang pasti permintaan itu bisa dipenuhi. Karena semua syarat sudah terpenuhi jadilah calon pengantin pria diterima.
Disini kita bisa jumpai makanan khas betawi, kerak telur (pizza betawi), soto mi, dodol betawi, soto kambing, juga dolanan tradisional anak-anak.